
Hadirnya diapers atau popok sekali pakai atau yang biasa di kenal dengan pampers memanglah sangat membantu kita para orang tua. Namun tidak banyak dari kita yang mengetahui efek dari pemakaian diapers. Popok sekali pakai yang digunakan terlalu sering tidaklah baik dan bisa menganggu kesehatan. Meskipun tak memicu infertilisasi, namun ada dampak lain yang ditimbulkan dari penggunaan diapers berlebihan. Diantaranya yaitu:
1. Gangguan perkembangan
Seorang anak yang dibiasakan menggunakan diapers semenjak kecil hingga berusia balita, akan cenderung malas ke kamar mandi. Ia akan lebih suka menggunakan pampers. Tentu saja hal itu menganggu perkembangannya. Karena disaat anak-anak lain seusianya sudah tidak ngompol, kemungkinan ia masih suka ngompol.
2. Kanker
Beberapa jenis diapers justru dibuat dari bahan yang berbahaya. Misalnya saja dioxin. Apabila zat tersebut berhasil menjangkiti organ kelamin si kecil maka bisa menyebabkan penyakit kanker.
3. Gangguan hormonal
Pampers dengan kandungan tributly-tin (TBT) juga dikelompokkan sebagai pampers yang berbahaya. Zat tersebut dapat menganggu kesehatan organ bayi dan memicu masalah keseimbangan hormon dalam tubuh.
4. Ruam kulit
Efek pemakaian pampers pada bayi yang paling sering adalah munculnya ruam kulit di sekitar kemaluan. Kondisi popok yang lembab dan tidak segera diganti bisa memicu perkembangan bakteri serta jamur. Selain itu, pampers yang diikat terlalu kuat juga mempersulit jalan sirkulasi udara. Air kencing akan mengendam dalam pampers yang pada akhirnya menyebakan munculnya ruam-ruam kemerahan.
5. Infeksi
Kotoran dan urine yang tersimpan dalam pampers dan tidak segera diganti maka akan memicu perkembangan mikroorganisme, baik itu bakteri, jamur atau parasit lainnya. Kondisi ini dapat membuat bakteri masuk ke dalam alat kelamin, kemudian menginfeksi organ intim. Biasanya gejala yang tampak bagian organ intim terasa gatal, muncul kemerahan dan terdapat luka.
6. Gatal-Gatal
Efek pemakaian pampers berlebihan juga memicu gatal-gatal. Apabila si kecil kencing dan ibu tidak segera menggantinya maka bakteri dan jamur akan cepat-cepat berkembang disana. Akibatnya kulit akan kemerahan, lecet dan terasa gatal. Kemungkinan bayi akan menunjukkan gejala rewel saat merasakan gatal pada area intimnya. Bunda bisa mengompresnya dengan air hangat untuk meredakan rasa gatal. Dan tentunya segera bawa si kecil berobat ke dokter.
7. Gangguan saluran kemih
Efek pemakaian pampers pada bayi laki-laki selanjutnya adalah gangguan saluran kemih. Kondisi ini tidak akan terjadi secara serta-merta kecuali ada penyebabnya. Yakni ibu jarang mengganti pampers. Seharunya pampers yang basah harus segera diganti yang baru. Bila tidak maka bisa memicu perkembangan bakteri yang dapat meningkatkan risiko gangguan saluran kemih.
8. Merusak kesehatan kulit
Pampers yang digunakan secara berlebihan bisa merusak kesehatan kulit. Terlebih lagi jika ibu kurang memperhatikan kebersihannya. Maka risikonya bayi rentan terjangkit masalah kulit, seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, munculnya rasa perih hingga menyebabkan reaksi alergi.
9. Sistem imun menurun
Tahu tidak, pemakaian pampers pada bayi tidak tepat juga mempengatruhi sistem kekebalannya loh. Kondisi pampers yang diikat terlalu kuat membuat suasana di area kelamin menjadi lembab sehingga memicu pertumbuhan jamur, bahkan inflamasi. Inilah yang kemudian menurunkan sistem imun si kecil. Sehingga membuatnya jadi rentan sakit.
10. Berkurangnya kesuburan
. Pampers yang berisiko memicu kemandulan adalah pampers yang dibuat dari bahan-bahan berbahaya seperti sodium polyacrylate. Zat ini juga memicu terjadinya Streptococcus Toxic Shock Syndrome. Yakni sindrom yang dipicu bakteri Streptococus pyogenes. Biasanya gejala yang terjadi bayi akan mengalami diare, demam, gangguan pada tekanan darah, gangguan otot, gagal ginjal, syok hingga kematian.
11. Alergi
Saat penggunaan pampers sudah menyebabkan perkembangan bakteri maka yang akan terjadi adalah infeksi pada alat kelamin, kandung kemih dan area di sekitarnya. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan alergi.